JAKARTA - Dua usaha mikro, kecil, dan menengah (umkm) asal pontianak berhasil menembus pasar internasional dengan ekspor perdana ke india dan maladewa. pt hutomo niaga borneo dan pt karya lestari khatulistiwa yang merupakan binaan bea cukai pontianak mencetak sejarah baru dengan pengiriman produk unggulan mereka ke luar negeri. keberhasilan ini menjadi bukti bahwa produk lokal memiliki daya saing tinggi dan mampu bersaing di kancah global.
dalam ekspor perdananya, pt hutomo niaga borneo mengirimkan 12,1 ton lidi daun nipah ke india. pengiriman ini bernilai 1.724 dolar as atau sekitar rp 27 juta. sementara itu, pt karya lestari khatulistiwa berhasil mengekspor 8,6 ton buah pinang kering ke maladewa dengan nilai ekspor mencapai 1.325,67 dolar as atau setara dengan rp 21,6 juta. pencapaian ini menjadi tonggak penting bagi perkembangan umkm lokal, membuka peluang lebih besar untuk ekspor ke negara lain.
keberhasilan dua umkm ini mendapat apresiasi dari kepala seksi penyuluhan dan layanan informasi bea cukai pontianak, anugrahwan khristian n.g. menurutnya, ekspor perdana ini menunjukkan bahwa produk lokal dari pontianak memiliki kualitas yang bisa diterima pasar internasional. “kami sangat bangga karena umkm binaan kami berhasil menembus pasar ekspor. ini menjadi bukti bahwa dengan pendampingan dan fasilitas yang tepat, pelaku usaha lokal bisa naik kelas dan bersaing di tingkat global,” ujarnya.
anugrahwan menambahkan bahwa dukungan bea cukai pontianak terhadap umkm tidak hanya sebatas membantu mereka mengekspor produk, tetapi juga mencakup berbagai aspek lain seperti edukasi regulasi, pendampingan prosedural, serta fasilitasi dalam pemenuhan standar ekspor. hal ini dilakukan agar semakin banyak umkm yang mampu mengikuti jejak pt hutomo niaga borneo dan pt karya lestari khatulistiwa dalam memasuki pasar internasional.
“kami akan terus memberikan asistensi dan fasilitas bagi umkm agar mereka semakin siap menghadapi persaingan global. target kami adalah semakin banyak produk lokal yang mendunia dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional,” tambahnya.
ekspor perdana ini juga menjadi dorongan bagi umkm lainnya untuk lebih percaya diri dalam memperluas pasar mereka ke luar negeri. banyak pelaku usaha kecil yang selama ini memiliki produk berkualitas tetapi belum memiliki akses atau pengetahuan yang cukup untuk menjangkau pasar ekspor. dengan adanya pendampingan dari bea cukai dan berbagai pihak terkait, diharapkan semakin banyak umkm yang berani mengambil langkah serupa.
di sisi lain, ekspor ini turut memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, terutama bagi petani dan pekerja yang terlibat dalam produksi lidi nipah dan buah pinang. meningkatnya permintaan ekspor dapat mendorong peningkatan produksi, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
tantangan utama bagi umkm dalam menembus pasar ekspor adalah memahami regulasi dan standar yang berlaku di negara tujuan. banyak negara memiliki persyaratan ketat terkait kualitas produk, kemasan, dan dokumen ekspor yang harus dipenuhi. oleh karena itu, bea cukai pontianak terus berupaya memberikan bimbingan kepada umkm agar mereka dapat memenuhi semua ketentuan tersebut dengan baik.
“proses ekspor bukan hanya sekadar mengirim barang ke luar negeri. ada banyak aspek yang harus diperhatikan, mulai dari dokumen, sertifikasi, hingga standar kualitas produk. kami ingin memastikan bahwa umkm binaan kami benar-benar siap dalam setiap tahapannya,” kata anugrahwan.
salah satu faktor keberhasilan ekspor ini adalah adanya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kementerian terkait, serta asosiasi umkm. kerja sama yang baik memungkinkan umkm mendapatkan akses informasi dan bantuan teknis yang mereka butuhkan untuk bisa sukses di pasar global.
ke depan, bea cukai pontianak berharap lebih banyak umkm yang bisa mengikuti jejak pt hutomo niaga borneo dan pt karya lestari khatulistiwa. mereka terus membuka kesempatan bagi pelaku usaha yang ingin mendapatkan pendampingan dan fasilitasi dalam proses ekspor.
“kami ingin lebih banyak umkm dari pontianak dan daerah lainnya yang bisa menembus pasar ekspor. indonesia memiliki banyak produk unggulan yang sebenarnya sangat diminati di luar negeri. tugas kita bersama adalah memastikan produk-produk ini bisa sampai ke pasar internasional dengan cara yang benar dan sesuai regulasi,” jelas anugrahwan.
keberhasilan ekspor ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan bisnis kedua perusahaan tersebut, tetapi juga menjadi motivasi bagi pelaku usaha lain untuk lebih aktif mencari peluang di luar negeri. dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah gencar mendorong ekspor umkm sebagai salah satu strategi untuk memperkuat perekonomian nasional dan mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
sebagai langkah selanjutnya, bea cukai pontianak berencana untuk memperluas cakupan program pembinaan mereka agar lebih banyak umkm yang bisa merasakan manfaatnya. mereka juga terus berkoordinasi dengan kementerian perdagangan dan lembaga lain untuk mempermudah akses pasar bagi produk lokal.
dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah dan berbagai pihak terkait, diharapkan umkm di indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing di kancah internasional. keberhasilan pt hutomo niaga borneo dan pt karya lestari khatulistiwa menjadi bukti nyata bahwa produk lokal indonesia memiliki potensi besar untuk mendunia.