Deswa Group Kembangkan Dewan Penasihat Medis untuk Asuransi

Jumat, 17 Oktober 2025 | 14:23:30 WIB
Deswa Group Kembangkan Dewan Penasihat Medis untuk Asuransi

JAKARTA - Deswa Integra Group resmi meluncurkan Dewan Penasihat Medis (Medical Advisory Board/MAB) independen sebagai langkah strategis menghadapi dinamika industri asuransi di Indonesia.

CEO Deswa Integra Group, Dedi Dwi Kristianto, menjelaskan bahwa pembentukan MAB bertujuan memberikan second opinion dan evaluasi klinis yang berbasis data, sehingga perusahaan asuransi dapat menekan risiko fraud dan meningkatkan efisiensi pengelolaan klaim kesehatan.

“Target kami hingga akhir 2025 adalah sekitar 10–15 perusahaan asuransi yang bergabung. Saat ini, sudah ada tujuh perusahaan yang menunjukkan minat,” ungkap Dedi.Pendekatan kepada perusahaan asuransi dianggap penting agar mereka yakin bergabung dengan MAB Deswa, mengingat nilai tambah yang diberikan berupa analisis klaim yang kredibel dan objektif.

Meningkatkan Pengawasan terhadap Fraud Klaim

Dedi menekankan bahwa MAB by Deswa lahir dari kebutuhan industri menghadapi lonjakan kasus klaim yang berpotensi fraud. Berdasarkan investigasi internal Deswa selama tiga tahun terakhir, sekitar 40% hingga 55% klaim kesehatan di Indonesia diduga mengandung unsur penipuan, dengan kerugian mencapai Rp 2 triliun per tahun.

“Jika sebelumnya fraud terjadi di level administrasi, kini berkembang di ranah interpretasi medis. Hal ini memanfaatkan perbedaan pemahaman antara tenaga medis, penyedia layanan kesehatan, dan perusahaan asuransi,” jelas Dedi. Tantangan ini menuntut adanya lembaga independen yang mampu memberikan second opinion berbasis data ilmiah, sehingga pengambilan keputusan klaim menjadi lebih objektif dan transparan.

Struktur MAB dan Tenaga Ahli yang Terlibat

Ketua MAB by Deswa, Nickolai Indrarajasa, menjelaskan bahwa dewan ini beranggotakan 40 tenaga ahli, termasuk dokter spesialis, ahli farmasi, dan aktuaria. Mereka memiliki peran spesifik: analis data menafsirkan pola klaim secara kuantitatif, investigator mengidentifikasi dan membuktikan potensi fraud di lapangan, serta eksekutif berpengalaman dalam asuransi, rumah sakit, dan manajemen risiko mengelola aspek kebijakan dan operasional.

“Dengan komposisi ini, MAB menjadi forum objektif yang menjembatani dunia medis dan asuransi. Kami tidak menggantikan keputusan perusahaan atau regulator, tetapi menyediakan second opinion yang kredibel dan berbasis data,” ujar Nickolai. Keberadaan MAB diharapkan dapat membantu perusahaan asuransi membuat keputusan lebih akurat terkait klaim dan mengurangi potensi kerugian finansial.

Peran MAB dalam Transformasi Industri Asuransi

MAB by Deswa juga dirancang untuk memberikan manfaat strategis bagi seluruh pihak yang terlibat, termasuk perusahaan asuransi dan Third Party Administrator (TPA). Hingga saat ini, enam perusahaan asuransi jiwa dan satu TPA telah menunjukkan minat bergabung. Adapun empat perusahaan lokal dan sisanya merupakan joint venture, sehingga cakupan pengaruh MAB dapat meluas ke berbagai segmen industri asuransi di Indonesia.

Selain memberikan second opinion, MAB by Deswa diharapkan menjadi pengawas kualitas dan akurasi klaim, serta membantu perusahaan asuransi meningkatkan tata kelola risiko. Dengan memanfaatkan tenaga ahli multidisiplin, mulai dari medis hingga aktuaria, MAB memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap pola klaim dan indikasi fraud, sekaligus memberikan rekomendasi berbasis data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dedi menekankan bahwa pembentukan MAB juga sejalan dengan upaya Deswa Group untuk membangun ekosistem asuransi yang transparan dan berkelanjutan. “Dengan MAB, kami berharap dapat menciptakan standar baru dalam pengelolaan klaim, meningkatkan kepercayaan perusahaan asuransi, dan pada akhirnya memberikan perlindungan lebih baik bagi nasabah,” kata Dedi.

Seiring bergabungnya lebih banyak perusahaan asuransi dalam MAB, Deswa Integra Group menargetkan peningkatan pengawasan klaim yang signifikan, sekaligus menurunkan potensi kerugian akibat fraud. Pendekatan berbasis data, didukung tenaga ahli berkompeten, diyakini menjadi solusi tepat untuk menghadapi kompleksitas industri asuransi modern.

Terkini