Stok Minyak Goreng Pemerintah Masih Jauh dari Target, Baru Tercapai 13 Persen dari Kebutuhan Nasional Menjelang Ramadan

Rabu, 26 Maret 2025 | 10:15:27 WIB
Stok Minyak Goreng Pemerintah Masih Jauh dari Target, Baru Tercapai 13 Persen dari Kebutuhan Nasional Menjelang Ramadan

JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food mengungkapkan bahwa stok minyak goreng dalam Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) masih jauh dari target yang ditetapkan. Hingga tahun 2024, realisasi minyak goreng yang berhasil dikelola hanya mencapai 13,35 juta liter, atau sekitar 13 persen dari target 100 juta liter. Bahkan, stok akhir yang tersisa hanya sebanyak 82 ribu liter.

Direktur Keuangan dan Strategi ID Food, Susana Indah Kris Indriati, menjelaskan bahwa rendahnya pencapaian ini disebabkan oleh adanya masa transisi kebijakan dalam pengelolaan minyak goreng CPP. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024, yang mengatur bahwa hanya minyak goreng dalam kemasan yang dapat masuk dalam cadangan pangan pemerintah, sementara minyak goreng curah tidak lagi dimasukkan.

“Minyak goreng selama tahun 2024 memang belum terlalu banyak karena ada masa pengalihan kebijakan. Sesuai dengan Permendag 18, hanya minyak goreng dalam kemasan yang masuk dalam cadangan pangan pemerintah,” ujar Indah dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (24/3).

“Jadi yang curah tidak kami masukkan di sini. Makanya realisasinya masih boleh dibilang sedikit, yaitu di angka 13,35 juta liter saja. Ini nanti berkembang di tahun 2025,” tambahnya.

Stok Minyak Goreng Tertinggal Dibanding Komoditas Lain

Berdasarkan data pelaksanaan program strategis pemerintah tahun 2024, total minyak goreng yang telah terjual mencapai 13,26 juta liter, dengan stok akhir tersisa hanya 82 ribu liter. Dibandingkan komoditas pangan lainnya, realisasi cadangan minyak goreng tergolong paling rendah.

Sebagai perbandingan, stok komoditas lain lebih mendekati atau bahkan melampaui target yang ditetapkan:

-Gula konsumsi berhasil dikelola sebesar 330.827 ton, melampaui target 250 ribu ton. Dari jumlah ini, produksi gula dari pabrik ID Food sendiri mencapai 307 ribu ton, naik dari 270 ribu ton pada 2023.

-Daging ayam telah dikelola sebanyak 9.143 ton, mencapai 76 persen dari target 12 ribu ton.

-Telur ayam mencapai 80 persen dari target, dengan total 5.639 ton yang berhasil dikelola.

-Daging kerbau baru terealisasi 60 persen dari target 100 ribu ton.

-Daging sapi mencapai 62 persen dari target 20 ribu ton.

Dengan realisasi yang masih jauh dari target, stok minyak goreng menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dalam pengelolaan cadangan pangan nasional.

Tantangan dan Harapan untuk 2025

Kendala utama dalam pencapaian target cadangan minyak goreng adalah perubahan kebijakan yang membatasi jenis minyak goreng yang dapat masuk dalam CPP. Sebelumnya, minyak goreng curah masih termasuk dalam cadangan pangan, tetapi sejak Permendag 18 Tahun 2024 diberlakukan, hanya minyak goreng dalam kemasan yang diperhitungkan.

Kondisi ini membuat angka realisasi lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, ID Food optimistis bahwa pencapaian akan lebih baik di tahun 2025, terutama karena penugasan akan dilakukan sejak awal tahun, sehingga ada waktu lebih panjang untuk memenuhi target.

“Mudah-mudahan di tahun 2025 ini karena penugasan lebih awal, ini dapat direalisasikan semuanya,” harap Indah.

Pemerintah dan ID Food berencana meningkatkan stok cadangan minyak goreng dengan mempercepat proses pengadaan dan distribusi. Selain itu, dukungan dari produsen minyak goreng dalam negeri diharapkan dapat mempercepat pemenuhan target yang telah ditetapkan.

Langkah Strategis dalam Pengelolaan Cadangan Pangan

Dalam upaya menstabilkan stok dan harga minyak goreng di pasaran, pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional. Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan antara lain:

-Meningkatkan produksi dan distribusi minyak goreng dalam kemasan sesuai dengan regulasi baru.

-Menjalin kerja sama dengan produsen minyak goreng nasional agar pasokan lebih stabil.

-Meningkatkan efektivitas sistem distribusi CPP agar minyak goreng lebih cepat sampai ke masyarakat yang membutuhkan.

-Mengoptimalkan pemantauan harga dan stok minyak goreng guna menghindari lonjakan harga di pasaran.

Dengan strategi ini, diharapkan cadangan minyak goreng bisa lebih optimal pada tahun 2025 dan tidak lagi tertinggal dibandingkan komoditas pangan lainnya.

Stok minyak goreng dalam Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) masih jauh dari target yang ditetapkan. Dengan realisasi yang baru mencapai 13 persen, stok minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang masih tertinggal dibandingkan cadangan pangan lainnya seperti gula, daging ayam, dan telur.

Kendala utama dalam pemenuhan target ini adalah adanya transisi kebijakan yang hanya mengizinkan minyak goreng dalam kemasan untuk masuk dalam CPP. Namun, dengan adanya penugasan lebih awal di tahun 2025 dan strategi peningkatan stok yang lebih efektif, pemerintah optimistis bahwa realisasi cadangan minyak goreng dapat meningkat secara signifikan.

Ke depan, pemerintah dan ID Food akan terus berupaya memperbaiki sistem distribusi dan memastikan pasokan minyak goreng tetap stabil demi menjaga ketahanan pangan nasional.

Terkini