JAKARTA - PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan produksi emas sebanyak 32 ton sepanjang tahun 2025 melalui fasilitas pemurnian logam mulia (Precious Metal Refinery/PMR) yang berlokasi di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Target produksi ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung industri pertambangan nasional serta meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyatakan bahwa perusahaan terus mengoptimalkan kinerja operasional guna mencapai target produksi emas tahun ini. “Kami terus berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas di fasilitas pemurnian kami di Gresik. Dengan kapasitas produksi yang optimal, kami yakin dapat mencapai target 32 ton emas pada tahun ini,” ujar Tony.
Fasilitas PMR yang sedang dibangun ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang diharapkan dapat memperkuat hilirisasi industri pertambangan di Indonesia. PTFI berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri, sesuai dengan kebijakan pemerintah terkait dengan larangan ekspor konsentrat tembaga dan kewajiban pembangunan smelter.
Kapasitas Produksi dan Peran Strategis PMR
Fasilitas PMR di Gresik nantinya tidak hanya memurnikan emas, tetapi juga perak dan tembaga yang berasal dari hasil tambang di Papua. Dengan adanya fasilitas ini, Indonesia tidak perlu lagi mengandalkan pemurnian emas di luar negeri, yang sebelumnya dilakukan di beberapa negara seperti Jepang dan Kanada.
Menurut Tony, pembangunan PMR di Gresik telah mencapai tahap akhir dan diharapkan bisa mulai beroperasi penuh pada pertengahan 2025. “Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana. Infrastruktur dan teknologi yang digunakan di PMR ini juga sudah disesuaikan dengan standar industri terbaik,” tambahnya.
Kontribusi Freeport Indonesia terhadap Industri Tambang Nasional
Selain memproduksi emas, Freeport Indonesia juga berperan penting dalam penyediaan tembaga yang dibutuhkan oleh berbagai sektor industri, termasuk energi, elektronik, dan manufaktur. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini telah berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP), royalti, serta investasi pada sektor hilir pertambangan.
“Kami tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada aspek keberlanjutan. Freeport Indonesia berkomitmen dalam menerapkan praktik pertambangan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab,” ujar Tony. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan terus meningkatkan inisiatif pengelolaan limbah tambang serta memperhatikan dampak sosial bagi masyarakat sekitar lokasi operasionalnya.
Prospek dan Tantangan di 2025
Meskipun target produksi emas tahun ini cukup ambisius, PTFI tetap optimis dapat mencapainya. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, termasuk fluktuasi harga emas global, kebijakan pemerintah terkait regulasi pertambangan, serta faktor eksternal lainnya seperti ketidakpastian ekonomi global.
Tony menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengantisipasi tantangan tersebut. “Kami memiliki tim yang kompeten dan infrastruktur yang mumpuni untuk menghadapi dinamika industri pertambangan. Kami juga terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan stabilitas operasional,” jelasnya.
Selain itu, PTFI juga berkomitmen dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kerja lokal guna mendukung keberlanjutan industri pertambangan di Indonesia.
Dengan target produksi emas sebesar 32 ton pada 2025, PT Freeport Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri pertambangan nasional. Melalui fasilitas pemurnian di Gresik, perusahaan tidak hanya mendukung hilirisasi pertambangan tetapi juga berkontribusi pada peningkatan nilai tambah mineral di dalam negeri.
“Kami optimis bahwa tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi industri pertambangan Indonesia. Dengan dukungan semua pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, kami yakin dapat mencapai target produksi dan memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional,” tutup Tony Wenas.